Gara2 Pil KB

Wkkwkwkwk
Suatu ketika, setelah selesai ...

"Jangan lupa minum pil-nya."

"Iya, Mas. Aku simpan di laci nakas agar mudah diambil dan gak kececer ke mana-mana."

"Baguslah. Aku belum siap buat punya momongan."

"Iya, Mas. Aku paham."

"Minumlah!"

"Tolong Mas ambilkan dong."

Mas Bobby pun membuka laci nakas untuk mengambilkan pil KB yang selalu tersedia untuk berjaga-jaga.

"Mana?"

"Di laci itu, Mas."

"Gak ada!"

"Ada, Mas!"

"LIHAT SENDIRI!"

Mas Bobby berdiri dengan sikap marah. Kayaknya dia kecewa karena pil KB yang selalu dia ingatkan untuk dikonsumsi, ternyata tidak ada di dalam laci nakas.

"Kok bisa gak ada?"

"Mana Mas tahu. Kan kamu yang selalu konsumsi. Apa habis tapi kamu lupa?"

"Mungkin iya aku lupa, Mas."

"AHHH! KAMU!"

"Maafin aku, Mas."

"Maaf maaf maaf. Maaf sih mudah. Kalau kamu hamil bagaimana?"

"Tapi, Mas ...!"

"Kita belum siap untuk punya momongan. KAMU SADAR GAK SIH?"

"Jadi ... bagaimana sekarang, Mas?"

"Ya udah. Besok pagi-pagi kita ke dokter kandungan."

"Iya, Mas."

"Kita ke dokter langganan istriku aja."

"Dokter langganan istri, Mas? Apa gak takut ntar dia menyampaikan ke istrinya Mas?"

"Dia dokter kepercayaanku. Tenang saja. Dia bisa jaga rahasia. Lagian aku gak mau ke dokter lain yang tidak kupercaya."

"Baiklah jika itu sudah yang terbaik menurut Mas. Aku ikut aja."

**

Keesokan harinya ... Di ruang praktek seorang dokter yang bernama dr. Safrinaldi. SpKJ

".... begitu ceritanya, dok. Saya gak mau dia hamil. Apakah dia akan hamil kalau tidak minum pil KB sehari, dok?"

"Hmmm ...." dr. Safrinaldi. SpKJ terlihat agak mengerenyitkan kening sambil ngupil.

"Tolong jelaskan, dok. Biar hatiku tenang."

"Mas Bobby ... Sebagai dokter langganan keluarga kalian, saya harus jujur mengatakan yang sesungguhnya kepada Mas Bobby. Ketahuilah, jika berniat menghambat kehamilan dengan mengkonsumsi pil KB, maka syaratnya harus tidak terputus-putus. Satu hari satu pil untuk menjaga siklus kesuburan pasangan.

Nah, jadi jika ada satu hari yang terputus atau tidak dikonsumsi, maka besar kemungkinannya untuk terjadinya kehamilan."

"Duuhh ... jadi ini bisa kacau kalau dia hamil. Apa solusinya, dok?"

"Mas Bobby ... Mas tenang saja. Jangan panik."

"Bagaimana saya tidak panik, dok. Bagaimana kalau dia sampai hamil. Kan kacau."

"Dia tidak akan hamil. Tenang aja, Mas Bobby."

"Apa? Dokter yakin dia tidak akan hamil?"

"Yakin. Mas Bobby tenang saja. Mas Paijo belum punya rahim dan tidak akan pernah punya rahim. Jadi dia tidak akan hamil kok, Mas."

Mas Bobby dan Mas Paijo pun tersenyum lega,
Uda serius baca padahal
 
Back
Top