[SHARE] Antara Aku, Otakku, Pikiranku, Manukku.

Virangel

GURU BK MESUM
MANUK...

Manukku yang nggatelli...
Bagiku kau adalah beban...
Suaramu merdu tapi ngeselin...

Seperti Warnamu...
Coklat, burik, dan berurat...
Aku selalu galau melihat mu...
Terlihat kokoh, tapi nyata skarat...

Saat aku sangat butuh teman...
Kau malah menambah airmataku...
Terimakasih manukku...
Kau telah menjadi cambuk untuk "Menggapai Cita dan Cintaku..."








 
Last edited by a moderator:
TRAGIS

Kita kehilangan percakapan, bahkan sebelum bersepakat untuk saling mengunci pembicaraan dalam diam.
Kau lebih memilih menikmati bulan yang ditenggelamkan awan, daripada menyapaku yang sedang menyapu permukaan langit dengan pandangan lebam.

Mungkin kau mengira aku baik-baik saja.

Padahal sesungguhnya aku sedang menata debar jantungku, karena cemas bulan itu akan cedera. Lalu kau akan merasa kehilangan. Sebab bulan itulah satu-satunya yang masih sanggup mempertahankan aku dan kau dalam satu pertemuan.

Kau merasa kita masing-masing telah menjauhkan diri dari rasa sepi, dengan menggaduhi hati dalam beberapa pertengkaran yang berapi-api.

Aku sendiri merasa semuanya tiada guna, jika pada akhirnya hanya akan memberi kita keletihan teramat sangat, sampai-sampai kita menyimpulkan bahwa kita baru saja terbangun dari mimpi paling buruk yang pernah terjadi.

Sebuah pertanyaan sederhana di malam semenjana pada sebulan almanak yang begitu sempurna, apakah kau akan tetap menyediakan sarapan di meja makan pagi nanti, setelah kita bersama-sama sengaja menumbuhkan duri di hati?

Jika iya, maka kita harus berdamai dengan badai sebelum pusarannya menghancurkan kita di sedalam-dalamnya ngarai.

Jika tidak, maka kita mesti memulai lagi dengan memanggang sepotong roti lapis bertabur gula manis, sehingga kita tak semakin jatuh dalam situasi hipotesis yang lebih tragis.​
 
NYANYIAN SENDU

Aku hanyutkan diri ini di antara guguran sayap capung pada elegi sunyi.
Agar gebuan nota di jiwa ini melebur bersama nyanyian sendu.
Meski tak bisa aku hindari bahwa disini tertulis namamu.

Aku tak tau pada diri ini.
Hanya bisa memandangmu saja.
Mendengar semua celoteh konyolmu.
Dan mendengar tawamu yang membahana.
Yang menurutku "Waoww" , Amazing !!

Andai kau tau .
Jika dirimu menangis, aku tak akan mengusap air matamu.
Tapi aku akan menangis bersamamu.
Satu satunya kesedihanku adalah aku tak bisa memandangmu, ketika engkau memandangku.​
 
Aku....
Otakku...
Pikiranku...
Manukmu

Kenapa aku
Kenapa dengan otaku
Kenapa dengan pikiranku
Kenapa pula dengan manukmu
Manukmu
Diperngaruhi oleh pikiranmu
Dikerjakan oleh otakmu
Dikumpulkan dalam aku
Aku tidur
Manukku tidur
Aku bangun
Manukmu bangun
Oh manuk
Oh pikiran
Oh otak
Jangan kau salah berdiri
Jangan kau salah berpikir
Jangan kau salah dalam otakmu
Hingga membuat manukmu salah
Membuat manukmu tak bisa tegak berdiri
Tak bisa kuat dan kokoh


Salam manuk (masuk e, glenak glenuk)


Shynici kudo
 
Last edited:
Krikil dan perasaan

Bagaikan krikil yang terlindas
Bagaikan krikil yang tergilas
Bagaikan krikil yang terhempas

Andaikan....
Andai saja
Misalkan

Tapi semua perasaan itu terhapus, terhempas
Bagaikan krikil2 yang selalu tak dihiraukan
Bagaikan krikil2 yang selalu tersisihkan

Kini ruang kosong itu terasa semakin kosong
Walau ada yang menemani
Tapi tetap serasa hampa

Kembali sebuah karya tak tuntas terucap
 
Fatamorgana

Apa yang tersisa?

Tidak ada. Kerikil jalanan punya cara tersendiri untuk dibunuh ..
Seperti diinjak oleh manusia sedih yang menyimpan manusia lain di dalam kepalanya, seperti diriku ..
Dan tiang listrik hanya bicara omong kosong .. Tentang badut penghibur yang malah menangis ketika aku tertawa.

Tidak ada.

Tidak ada yang tersisa.
Harum kertas atau huruf-huruf yang pernah terangkai sudah pudar disapu angin ..
Dimakan rayap atau dibasuh langit.
Yang menyimpan cemas pada sebuah amplop dalam kantong pucat tukang surat.
Tapi tidak di dalam kepalaku.

Tidak ada yang tersisa.
Selain di dalam fikirku, tentang siluet sosok lelaki.
Yang pandai menyembunyikan diri dari ucapan selamat tinggal atau khianat.
Yang lebih terdengar seperti hitungan angka satu sampai sepuluh ..
Ketika ku buka mata dia hilang.
Aksara menariknya dari bayangan yang pernah kukenang untuknya.

Dalam permainan menghilang ini.
Sebenarnya aku selalu gagal.
Aku menjadi yang pertama ditemukan dan akulah yang paling lama mencari.

Tidak ada yang tersisa.
Selain perasaan sekarat dari sebutir kerikil yang diinjak oleh manusia yang menyimpan manusia lain di kepalanya, hingga hancur dan patah. Hingga tak tersisa apa-apa lagi.
 
Last edited by a moderator:
Manuk manuk yang gatal
Manuk manuk yang liar
Kau terbang ke sana kemari
Menghampiri semua sarang
Kau bermain main
Kau berkicau
Kau menyanyi
Sampai kau lupa sarang sendiri
 
Last edited:
Krikil dan perasaan

Bagaikan krikil yang terlindas
Bagaikan krikil yang tergilas
Bagaikan krikil yang terhempas

Andaikan....
Andai saja
Misalkan

Tapi semua perasaan itu terhapus, terhempas
Bagaikan krikil2 yang selalu tak dihiraukan
Bagaikan krikil2 yang selalu tersisihkan

Kini ruang kosong itu terasa semakin kosong
Walau ada yang menemani
Tapi tetap serasa hampa

Kembali sebuah karya tak tuntas terucap

kerikil kecil di jalan beraspal
Bagai sebuah sutil di penggorengan
Walau kau kecil meringkil
Tapi kau bikin hati terbang melayang
 
Puisi Cinta Anak Matematika

Kala aku berjumpa dengan eksponen jiwamu
Sinus dan kosinus hatiku bergetar
Membelah rasaku
Semua diagonal ruang hatimu
Bersentuhan dengan seluruh diagonal ruang hatiku

Jika aku adalah jawaban dari akar-akar persamaan x1 dan x2
Maka dirimulah jawaban dari akar-akar persamaan dari 2Ă—1 dan 2Ă—2

Akulah sang binatang jalang
Dari kosongnya himpunan yang terabaikan
Kaulah integrasi dari belahan jiwaku
Kau pula jadi kodmain dari fungsi hatiku
Ke mana lagi harus kucari modulus vector hatimu
Dengan besaran apa pula harus kunyatakan cintaku

Kutatap variabel pada dua matamu
Yang bagaikan dua ellipsoid
Sedang hidungku bagai asimptot hiperbola
Dan kulihat grafik kosinus di bibirmu
Modus ponen, podue tollens…

Tak tahu harus dengan modus apa kusingkap logika hatimu
Beribu matriks ordo 2Ă—2 telah kutempuh

Bagaimana harus kungkap adjoinku padamu

Kususuri tiap barisan geometri tak terhingga
Kutempuh tiap deret aritmatika tak berakhir

Akhirnya kutemukan determinan dari matriks hatimu

Tepat ketika jarum panjang dan pendek berhimpit, pada 10.54
 
MANUK...

Manukku yang nggatelli...
Bagiku kau adalah beban...
Suaramu merdu tapi ngeselin...

Seperti Warnamu...
Coklat, burik, dan berurat...
Aku selalu galau melihat mu...
Terlihat kokoh, tapi nyata skarat...

Saat aku sangat butuh teman...
Kau malah menambah airmataku...
Terimakasih manukku...
Kau telah menjadi cambuk untuk "Menggapai Cita dan Cintaku..."



Wkwkkwkw dampottt dampot :beer:
??
 
Back
Top