PUISI PUISI TANPA ISI

semutbiru

Anak Tiri Ibukota
Wakil Lurah
Izin momod & mimin,
Ane ingin beberapa puisi karangan ane sendiri.
Salam :beer:


Literasi ASI

Sedari kecil mulut ini dicekoki ASI
Supaya pintar, supaya jadi orang benar,
Diberi vitamin vitamin dan asupan doktrin
Supaya terjamin jadi figur orang alim

Beranjak besar, mulai diberi kotak bekal
Supaya saat belajar tidak jadi anak nakal
Ilmu ilmu ditakar, supaya tidak berkelakar
Norma norma dipupuk, supaya kuat mengakar

Berpijak waktu, badai melebar
Pohon kehidupan ditampar tampar
Salah benar mulai makin tampak samar
Setan setan semakin pintar menyamar

Esok menua, bisa jadi aku yang tersambar
Petir dinamika yang membuat logika terlempar
Ke pelukan hidup tanpa puting payudara
Tak ada ASI, hanya beliung gurita berjuluk realita

------

SB​
 

Melati & Belati

Kamu wangi sekali,
kadang bau alkohol kadang bau karbol.
Kau berani sekali,
kadang pulang pagi, kadang seminggu sekali.

Aku menyirammu setiap dini hari,
sehabis terima gaji
Aku memupukku, tiap kau mengeluh,
kekeringan, keseringan, kerajinan

Aku tidak peduli kenapa bibirmu bau tembakau,
Tidak marah kala lehermu bersemburat merah, biru, merah
Kadang aku bergurau, ada ikan cupang di dadamu,
Kadang juga risau, hatimu itu sebenarnya ada berapa?


Aku tau ini hanya perjanjian tidak tertulis yang isinya angka angka
Aku tau nanti ada pagi dimana aku tidak boleh mengingat langkah langkah
Bukankah kita pernah sepakat, kalau ini semua sudah sepaket
Sampai nanti melati itu putus disudahi belati yang sama sama kita simpan.

untukmu gulaku, gurauku, guruku, gundah gulanaku.
dari papa angkat yang tidak sedarah tapi pernah bertukar ludah.

------

SB
 
SOREALISME

Pernahkah di sepertiga sore ?
Kau teringat mimpi semalam.
Mimpi ganjil yang genapkan tanya,
Yang tadinya kau sebut cuma bunga

Lalu kau termenung sebentar, untuk sekedar
Melihat lekat lekat langit yang cepat berputar
Bola lampu berpijar yang biasa dipanggil surya
Orang pemungut nafkah pulang ke rumahnya

Lagi lagi, sore yang tidak tepat,
Untuk sejenak tersenyum cemas
Hidup memang teka teki, terutama bagi lelaki.
Apa yang di mulut belum tentu sama di hati.

Maka dari itu, kuputuskan untuk masuk dulu,
Ke dalam reotnya bilik katub ruang jantungku.
Untuk memastikan, apakah besok sore hari
Adalah waktu yang tepat berhenti berlari - mencari.

------

SB​
 
SABTU SABTU

Tidak perlu narkoba, aku sudah candu,
wajahmu seperti doktrin, seperti dogma.
Suaramu seperti piringan hitam keluaran lama,
klasik, merobek dengan sopan dan jelas pelan.

Tidak perlu teler untuk sadar dan jujur,
Mengenalmu adalah hal yang teramat mujur.
Seperti menang jackpot judi di pagi buta,
pecahi rekor lomba lari semilyar mil.

Dulu, sabtu sabtu begini,
kau sedang menempel di dadaku,
asik memainkan rambutku yang ikal,
lalu, mataku bersenggama dengan matamu.

Sungguh, tidak butuh dan perlu psikotropika,
untuk menggilaimu, atau menggulaimu dalam bejana.
tapi kekasih, janganlah mabuk kepayang dulu, kataku.
Tuhan selalu punya rencana, yang tidak elok untuk kutanya.

------

SB
 
DRAKULA ANEMIA

Aku berdiri disudut atap sebuah gedung,
awan malam ini setengah mendung.
Wajahku memang pucat, makanya tampak murung.
Seperti warna jalan setapak tanpa ujung.

Malam ini aku ingin makan jantung.
Sedikit darah golongan O dan semangkuk jagung.
Biasanya saat senang, aku mudah terkenang,
Kekasihku yang sudah beda ruang.

Aku monster hilang arah,
Drakula kurang darah,
Predator puncak minim gairah,
Antihero tanpa rajah.

Aku siluman dan dia malaikat.
Aku rongsokan dan dia belikat.
Kadang, saat matahari naik, ingin aku sedikit nekad.
Menatap matanya, selangkah lebih dekat, lekat - lekat.

-----

SB​
 
PASANG SURUT

Hidup adalah pasang surut
bukan hanya masalah perut,
mimpimu yang bersalin,
atau cita cita dilahap maut.

Hidup adalah milyaran gelombang,
air dangkal, air pasang.
bukan hanya tentangmu sayang,
tentang ayam & musang.


Hidup adalah riak ombak,
naik turun semarak,
meniru awan berarak,
menipu malaikat pencatat.

Hidup adalah tentang tantangan
atau perihal merayu kemalangan,
memeluk takdir dan mengancam malam.
Seperti nelayan yang pergi saat temaram.

---

SB​
 
PARKIRAN PIKIRAN

Hidup adalah cuaca,
Hirup seperti udara.
Hari adalah puzzle gurita.
Hati ialah halaman, cerita

Hidup maju mundur,
belok kiri dan kanan.
biar Tuhan yang balas,
ucapmu sambil memelas.

Yang jelas hidup memang tak jelas.
Untuk apa menangis kalau besok tertawa,
untuk apa terbahak kalau mudah terbawa.
Biar besok datang lagi, parkir di tempat biasa.

---

SB
 
KEMBANG BIMBANG

Setiap malam ada yang girang,
di pagi buta ada yang bimbang.
bahagia dan duka seperti minyak & air
seperti euforia dan sedih tanpa akhir

Bolehkan sekedar sedekah tawa pada yang bahagia?
atau sedikit mengemis pada mereka yang bersukacita?
tapi bila kau perlu, ambil saja persediaan bahagiaku
biar tidak berkeliaran fakir fakir sendu di pinggiran kota.

Aku tidak butuh bahagia sendiri
juga tidak kuat tersedu dalam diam
aku ingin kita berbagi tiap senti
sampai tidak ada yang tersisa nanti,

---

SB
 
Back
Top