[LOUNGE] PUISI YANG TERSERAK

diatas roda yang berlari
deru mesin bercampur keringat
peluh mengucur tiada henti
penat tubuh, penat jiwa yang kurasakan
letih, lelah teramat sangat
kucoba tetap berdiri
kucoba tetap bertahan
tuk mencari apa yang kucari
 
Malam Gulita
Pekat Malam dibalut keheningan
Suara suara Malam nyaring ku dengar
dalam detak jantung yang kian berpacu
memacu seluruh aliran darahku
kau diam terpaku
kau diam termenung
kau diam dalam kehampaan
hampa, kosong yang kau rasakan
Bathin teriak, jiwa bergolah
duh indah ku
duhai kelangemanku
kenapa kau hanya diam terpakau
kesini, kesinilah
dekat mendekatlah
dalam baluran puisi
dalam dekapan indah dimalam yang dingin
kau akan merasakan
kau akan mengetahui
dalam bathin mana
kau berdiri
 
Detak jam berbunyi
Dalam kamar yang gelap
Seberkas cahaya masuk disela sela dinding
Gelap, terang bercampur menjadi satu
Gerah yang kurasakan
Panas bagai membakar seluruh tubuh
Peluh peluh bercucuran
Bak mandi dalam sauna
Hujan yang kurindui
Hujan yang kuikinkan
Tuk membasahi bumi yang semakin kerontang
Wahai sang dewa indra
Sang pembawa angin
Kapankah kau membawa sang dewa hujan
Agar kembali kesejukan yang kurasakan
Agar dapat kurasakan kedamaian
Damai berselimut malam



Shynici Kudo
 
langit cerah dipagi hari
dingin pagi berselimut kabut
kicau burung bersaut tak pernah henti
isyarat pagi kan datang
isyarat sang mentari kan bersinar
isayarat sang malam kembali ke peraduan
ku duduk disini
ku diam disini
ditemani secangkir kopi
ditemani sepotong hasil bumi
tuk sambut pagi yang sebentar lagi
datang menjelang , dan menghampiri
ku ucapkan Selamat Pagi Kawan Semua



Pagi All


Shynici Kudo
 
Last edited:
Ikutan yah om...
Monolog diri..

Pagi kembali menyapa
Memaksa bangun letihnya tubuh
Dalam ketidaknyamanan istirahat malam
Resah dan mengusik jiwa dan raga

Kehidupan apa ini
Ketika impian semakin menjauh
Ketika harapan semakin memudar
Yang ada selalu penat dan kekecewaan

Apa yg salah dalam diriku
Terlalu mudah untuk dijabarkan
Menunggu hasrat untuk melangkah
Keluar dari jalan yang nista

Namun...
Tak mudah untuk dijalani
Tak seperti ucapan pesohor rohani
Yang pandai memberi motivasi
Tanpa pernah ikut megalami

Melekat sudah stigma rendah
Membukit telah tumpukan dosa
Jauh dari rasa bahagia
Hingga membuat jiwa dan raga lelah

Akan kah ku berakhir
Dalam kata kata nista
Atau kah masih ada di sana
Setitik kesempatan bagiku berubah

#sangpetapa
 


when two hearts meet In view Feather must be brushing The soul feels floating Far away, flying to the sky Not felt, the body moves Does not feel the soul rumbling Like waves in the open sea A never-ending roll Grope two beings full of lust Drifting into ember Melting into the pool Which excites a pleasure Enjoyment of the body
 
Sendiri


Sepi
Seolah menjadi teman hati
Lalu sunyi
Seolah mengikuti hari-hari
Dan malam
Menyatu dalam sepi teriring sunyi
Bosan rasanya
Ingin sekali ku miliki malam-malam seperti dulu
Penuh canda tawa dalam rangkulan cinta
Lelah ku telusuri
Kemana perginya malam-malam itu
Betapa merindunya aku pada suasana
Penuh kedamaian dan kehangatan
Yang dulu memelukku erat-erat
Yang kini hanya menyisakan bayang jari-jari
Membuatku mengeluh dan bertanya
"Mengapa malam ini aku sendiri..."




-avatar-
 
Awal dari rasaku
Yang tak sengaja memperhatikanmu
Yang tumbuh bersama setiap nafasku
Dalam hitungan detik

Mencari dan menelusuri setiap jejak langkah
Yang kau tinggalkan
Ku pastikan dan ku yakinkan bahwa aku sekedar bersandar

Tanpa aku sadari sandarnku menjadi teman hidupku
Yang tak ku inginkan
Yang tak pernah ku impikan
Telah berubah menjadi suatu impian dan harapan

Aku yang mencintaimu...
Telah merubah diriku menjadi diri yang lain
Ku nikmati walau terkadang sangat sakit

Aku yang mencintaimu...
Harus menunggu isyarat dari hatimu
Dan ingin tetap menunggu jawaban dari cintamu
Walau tak setitik cahaya menemaniku...
 
Jangan sekali-kali engkau
Pupus harapan dan takluk
Pada keputusasaan akan sesuatu yang telah berlalu

Sebab..

Meratapi sesuatu
Yang tak dapat diketahui lagi wujudnya
Merupakan kekerdilan manusia yang paling nista

Jiwa yang tengah dirundung lara
Akan menyinpan rahasianya
Dalam selimut kenestapaan

Dan...

Jiwa yanh sedang merekahkan ceria
Akan menyembunyikan misterinya
Dengan kebahagiaannya...
 
Semakin lama semakin jauh
Terikat rasa angkuh
Harga diri masih di atas tegak mendongak

Akankah semua akan kembali
Bahagia seperti dulu,
Tanpa rasa sakin ini
Tanpa rasa dendam ini

Masing-masing mencoba menghindari
Mengelabui mata semua orang
Hanya demi terlihat bersih

Mungkin kau mampu membunuh hasratmu
Tapi ku belum mampu

Sampai sekarang...

Sampai detik ini...

Ku masih inginkanmu
 
My suck first love

Cerita cintaku nyaris sempurna
Andai ku tak terlalu mencintaimu

Cerita cintaku kan menjadi yang terindah
Andai kau tak menodainya dengn dusta

Betapa sulit ku mengenalmu
Meski ribuan hari kita lalui bersama

Cintaku kan seindah pelangi
Andai tak ada kelabunya benciku
 
Ku temukan damai,
Dengan perasaan jiwa yang remuk dalam badai
Namun tak membuatku patah
Meski terguncang dalam prahara,
Namun tak membuatku tumbang
Karena kehancuranku...
Adalah awal kesadaranku
Ku memilih hancur, karna itu aku ada
Tak banyak orang yang tahu :
"Saat kau benar-benar hancur,
Buka lah matamu...
Kau akan rasakan betapa indah
Dan menakjubkannya hal-hal kecil di sekitarmu"


September 03
 
Hangat udara terasa
Hati tergetar menatap langit
angin semilir menerpa tubuh
tubuh penuh dengan keharuan
melihat banyak fragmen kehidupan
wahai teman
wahai sahabat
wahai kawan
wahai semua
hanya terima kasih
yang dapat kuucapkan
hanya sebatas itu
yang mampu kuungkapan
sebagai wujud syukurku
atas perhatian kalian semua

:ampun::ampun::ampun:
 
Last edited:
Sebuah karya akan terasa indah dengan rasa
Sebuah karya akan terasa berharga dengan cinta
Sebuah karya akan terasa menakjubkan dengan jiwa
Tapi ketika semua rasa itu hilang maka hanya ada
Hitam.......
Gelap.......
Kelam......
Suam........
Yang tertuang dalam
"Amarah"
"Benci"
"Dendam"
Wahai kawan, hempaskanlah segalanya
Wahai kawan, lepaskanlah segalanya
Kembali bersih
Kembali polos
Kembali suci
Seperti masa kanak-kanak dahulu
Andaikan semua itu nyata, wahai indahnya dunia
Kunikmati indahnya matahari bersamamu wahai kawan
 
Kesetiaan debu harus kita sanjung
Meski selalu kita bersihkan
dia akan selalu kembali
menutupi tiap tempat yang ada

Tak ada amarah
Tak ada benci
Tak ada pembalasan
selalu setia


tak seperti cinta
yang takkan kembali
bila kita bersihkan dari hati
apalagi sudah dibasuh dengan cinta yang lain
 
Back
Top